Aaron Blenda

2021-12-16 15:13:06 “Emang lo nggak pernah kejebak hustle culture gitu, Ron?”

Justru saya menulis panjang lebar begini karena saya juga salah satu korban.

Saya pernah burnout, saya manusia sama seperti Anda, jangan lupa itu. திற / கருத்து

2021-12-16 15:12:06 Saya baca di Halodoc (supaya Anda percaya karena yang ngomong ini ya memang ahli di bidangnya) …

… dampak fisik dari hustle culture adalah peningkatan risiko penyakit infark miokard (serangan jantung) dan penyakit jantung koroner.

Lalu, dampak buruk untuk mental Anda adalah gejala depresi, kecemasan, hingga pikiran untuk bunuh diri. திற / கருத்து

2021-12-16 15:12:06 Tapi jangan merasa Anda harus TERUS-MENERUS bekerja keras dan hanya boleh meluangkan SEDIKIT waktu untuk ‘nggak ngapa-ngapain’ alias istirahat.

Padalah, hustle culture ini nggak sehat, baik untuk FISIK maupun MENTAL Anda. திற / கருத்து

2021-12-16 15:11:06 Well, is not all wrong, KALAU …. kerja kerasnya seimbang. Saya pecinta work-life balance, soalnya.

Anda menginginkan sesuatu dan Anda bekerja keras untuk mendapatkannya?

YES, of course saya setuju திற / கருத்து

2021-12-16 15:10:06 “Gue kalau nggak ngapa-ngapain ngerasa bersalah, Bro!”

Atau ...

"Makin sibuk, gue makin merasa jadi manusia berguna.”

Jujur saya kesal banget sama istilah Budaya Gila Kerja atau bahasa kerennya Hustle Culture.

Budaya yang menganggap bahwa untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan hanya dengan BEKERJA KERAS. திற / கருத்து

2021-12-10 15:15:06 Klik link di bawah ini untuk akses videonya.




திற / கருத்து

2021-12-10 15:15:05 So, jika Anda masih diselimuti oleh sindrom menyebalkan ini, coba lawan sekuat tenaga dan mulailah eksyen!

Karena dari mana Anda tahu kemampuan Anda cetek kalau Anda aja tidak mencoba membagikannya ke orang lain, toh?

Saya sudah membahas bagaimana cara mengatasi impostor syndrome dalam sebuah video. திற / கருத்து

2021-12-10 15:14:06 Sekelas Tony Robbins aja setahu saya nggak lolos sertifikasi sebagai seorang life coach (CMIIW).

Tapi dia bisa membantu begitu banyak orang yang tadinya mau bunuh diri menjadi lebih waras.

Life makes somebody qualify. Hasil dari seseorang yang bikin dia punya kualifikasi. திற / கருத்து

2021-12-10 15:13:06 Padahal jika disuruh memilih, kira-kira Anda akan memilih coach yang bersertifikat tapi tidak pernah nyemplung basah atau coach yang tidak punya sertifikat tapi pengalamannya jelas tidak diragukan? திற / கருத்து

2021-12-10 15:13:06 Ada lagi yang bikin geleng-geleng kepala.

Kebanyakan dari kita itu masih menganggap sertifikasi / degree itu segalanya in terms of coaching.

Kalau tidak ada sertifikat, maka belum layak. திற / கருத்து