Dunia yang kusanjung, pernah dalam kata bahagia. Haknya selalu | Coretan Aksara
Dunia yang kusanjung, pernah dalam kata bahagia. Haknya selalu ku tinggikan. Gagahnya selalu ku teriakkan. Padahal isinya, hanya sepersen dari tindakan super hikmad.
Rencana yang acap kali ter-realisasikan, terpaksa kubur dalam sepersekian detik helaan. Terpaksa hangus dilalap si jago merah yang sangat memaksa untuk asing.
Debaran jantung ketika itu, memecah, meneriaki segala apa yang ada. Mengumandangkan kesakitan, kekesalan dan kemunafikan atas apa yang terasa. Berteriak dalam ruang hitam yang asal muasalnya dari derita yang tampak kian jelas. Mungkin, ada yang salah dari manusia saat ini. Mungkin, ada dosa yang belum termaafkan saat ini.
— srl.
