2021-09-11 15:37:56
Nama Penulis : Bitzura Raymond
Judul Cerpen : Semangkuk Bubur Ayam
Isi Cerpen:
Di ruangan serba putih itu, terbaring sakit seorang gadis delapan belas tahun. Dia menatap bosan atap berwarna putih di atasnya. Dia juga membatin dalam hatinya. Kenapa sih orang tuaku tidak menemaniku di sini? Kenapa sih mereka lebih mementingkan pekerjaan mereka? Kenapa sih tidak ada satu pun di dunia yang peduli padaku? Dan banyak lagi kata 'Kenapa sih' yang ia batinkan dalam hati.
Suara pintu terbuka mengambil alih perhatian sang gadis. Seorang perawat memasuki ruangan sambil membawa nampan berisi semangkuk bubur yang dibenci sang gadis minggu belakangan ini. Dia juga memandang tak suka kepada perawat yang melempar senyum kepadanya.
“Selly, waktunya makan.” Selly menggeleng tidak mau.
“Enggak mau! Masakan Kak Mita enggak enak! Rasanya hambar, terus bikin lidah Selly jadi pahit!” maki Selly kepada sang perawat.
“Masakanku? Ini kan masakan chef di rumah sakit ini.”
“Harus banget ya dipanggil chef? Padahal dia kan enggak bisa memasak!” Perawat itu menatap kesal kepada Selly. Ia meletakkan nampan di meja.
“Baiklah terserah saja, aku tidak akan memaksamu untuk makan seperti saat pertama kali kau dirawat di sini.” Finalnya lalu keluar dari kamar Selly.
Sang perawat yang diketahui bernama Mita, berjalan menuju dapur rumah sakit, ia bertemu dengan anak pemilik rumah sakit yang tiap hari berkunjung di rumah sakit, entah apa yang dia lakukan.
“Kak Mita, habis dari mana?” Mita menunjuk ke arah ruangan nomor 127.
“Oh iya, Leo tahu. Kak Mita habis ketemu sama Kak Selly ya?” Mita mengangguk. Rasanya dia ingin angkat tangan jika mendengar nama gadis judes satu ini.
“Dia enggak mau makan lagi, katanya buburnya hambar, enggak ada rasanya, enggak enak.” cerita Mita kepada Leo.
“Kalau gitu Kak Selly enggak akan pernah sembuh. Leo ada cara biar Kak Selly mau makan.” ucap Leo yang membuat Mita bersyukur karena dipertemukan dengan remaja seperti Leo.
Di malam harinya, Selly menatap semangkuk bubur tapi bukan bubur rumah sakit di atas nakas. Bubur itu sangat lengkap dengan tambahan suwiran daging ayam di atasnya. Selly kembali membatin, ini siapa yang bawa ke kamarnya? Bukannya tadi Mita sudah meletakkan bubur hambar itu?.
Karena rasa penasarannya, Selly mengambil mangkuk bubur itu dan merasakannya sedikit. Matanya berbinar, sudah hampir dua minggu dia tidak merasakan rasa gurih seperti ini. Selly dengan hati senang langsung menyantap bubur ayam itu sampai habis tak tersisa. Siapa pun yang memberikan bubur itu, Selly ucapkan terima kasih banyak.
Keesokan harinya, Selly kembali mendapati semangkuk bubur ayam di nakasnya. Dia bersorak riang dalam hati sambil mengambil mangkuk itu dan menghabiskan isinya. Setelah ini, Selly akan bertanya kepada Mita tentang siapa yang sudah memberinya makanan seenak itu.
“Kak Mita, yang ngasih Selly bubur ayam itu siapa? Selly mau dong ketemu sama dia!” Mita tersenyum. Kali ini bukan senyuman yang dipaksakan, tapi senyum tulus. Mita memanggil Leo yang kebetulan lewat di depan kamar Selly untuk menemuinya.
“Nah Selly, jadi ini namanya Leo, dia yang beri ide ke Kak Mita buat ngasih kamu bubur ayam setiap jam makan.” Selly mengulurkan tangannya kepada Leo. Dan Leo menjawab uluran tangan Selly.
“Hai Kak Leo, makasih ya udah ngasih Selly bubur yang enak dan enggak kayak bubur buatan Kak Mita.”
“Panggil Leo aja kak, umur Leo kan di bawah umur Kak Selly.”
“Eung? Wah! Selly punya adik baru dong sekarang. Leo mau ya jadi adiknya Selly.” pintanya kepada Leo. Leo sekarang bingung, ini dia akan punya kakak baru atau adik baru? Selly sangat menggemaskan di mata Leo.
“Oke Kak, sekarang Leo adalah adik Kak Selly!” Selly memekik senang lalu merentangkan tangannya membawa Leo ke pelukannya.
Dan Leo berharap, jika nanti saat mereka sudah dewasa. Selly dapat menyadari perasaan sebenarnya dari Leo kepada dirinya. Perasaan yang lebih dari sekedar saudara.
_______________________Mohon kritik dan sarannya kak, Tzura tunggu ya ^^
428 views12:37